02 Februari 2017 Administrator Dibaca : 133 Kali
Oleh : Asar Janjang Lestari, S.Psi
Konselor Psikologi RS PKU Muhammadiyah Wonosari)*
Sebuah kisah :
Beberapa hari terakhir, Balqis, berusia 9 tahun, sering tiba tiba nangis. Hari pertama : “Aku takut Ma”. Aku takut kiamat, aku takut neraka. Kata bu Guru umur bumi sudah tua, tanda tanda kiamat sudah ada, sudah banyak orang yang meninggalkan sholat. Aku kadang sholatnya nggak 5 Ma. Aku takut...”Hari berikutnya : “Mama, pada saat dibangkitkan di padang Mahsyar, kita gak pakai baju. Gak saling kenal, berarti aku juga gak kenal Mama. Aku ingin bersama Mama, aku mau nyari Mama, aku takut kalau gak kenal sama Mama. Bagaimana aku mau mencari mama kalau kita gak saking kenal." Kadang tiba - tiba pegang tangan mamanya, memeluk mamanya sambil menahan tangis di dada mamanya : "Mama, aku ingat film yg diputarkan bu guru, aku ingat cerita bu guru, aku takut..."
Semua itu terjadi karena dalam seminggu terakhir, di sekolah anak - anak sedang mendapat materi - materi tentang pengenalan kiamat, neraka, dengan cerita dan video untuk memotivasi anak - anak untuk meningkatkan ibadahnya.
Mari berproses bersama anak - anak kita.....
Mengacu pada teori perkembangan kognitif Jean Piaget, pada usia kisaran 7 - 11 tahun, anak berada pada fase perkembangan kognitif operasional konkrit. Tahap ini merupakan tahap permulaan berpikir rasional.
Pada tahap operasional konkrit ini, anak mampu berpikir logis melalui obyek - obyek konkrit/nyata. Peristiwa berpikir dan belajar anak pada tahap ini sebagian besar melalui pengalaman yang nyata, yang berawal dari proses interaksi anak dengan obyek(benda) dan bukan didapat dari lambang, gagasan ataupun abstraksi. Anak - anak pada tahap ini belum mampu melakukan proses berpikir yang abstrak secara memadai.
Menanamkan keimanan adalah hal yang sangat penting yang harus diberikan kepada anak - anak sebagai pondasi perkembangan moral di kehidupan. Sementara hal - hal terkait dengan keimanan lebih banyak yang membutuhkan kemampuan berfikir abstrak. Sehingga membutuhkan cara/sarana untuk bisa dipakai untuk akses masuk untuk menguatkan konsep keimanan pada usia tersebut. Menstimulasi anak - anak dengan akses awal di sistem perasaan (kerja sistem limbik) untuk membantunya lebih optimal menginternalisasi konsep abstrak di sistem berpikir rasional (kerja korteks serebri), bisa menjadi alternatif cara. Langkah konkritnya adalah dengan membuat anak - anak berada dalam situasi senang (emosi positif) saat konsep abstrak itu diinputkan.
Bahasan tentang surga dan neraka termasuk bahasan tentang konsep yang abstrak sehingga secara teoritis anak akan mengalami kesulitan untuk memahami konsep tersebut secara utuh berikut pesan moral yang disampaikan. Seringkali anak justru lebih fokus pada kesan perasaan akibat cerita - cerita tersebut dibanding dengan memahami secara kontens peran - pesan. Dibutuhkan tips - tips dalam mengenalkan tentang syurga dan neraka kepada anak - anak. Beberapa tips yang bisa ditempuh diantaranya :
“Nak, syurga itu di bawahnya mengalir sungai - sungai dan manusia kekal di dalamnya. Di Syurga ada 2 buah mata air yang memancar, ada buah - buahan, kurma dan delima. Di syurga, manusia diberi perhiasan dengan gelang - gelang dari emas dan mutiara, dan pakaiannya dari sutera.”
(Rujukan : “Nak, syurga itu di bawahnya mengalir sungai - sungai dan manusia kekal di dalamnya (Q.S At Taubah : 72). Di Syurga ada 2 buah mata air yang memancar (Q. S Ar Rahman : 50), ada buah - buahan, kurma dan delima (Q.S. Ar Rahman : 68). Di syurga, manusia diberi perhiasan dengan gelang - gelang dari emas dan mutiara, dan pakaiannya dari sutera (Q.S. Al Hajj :27).”
Bagaimana jika anak bertanya lebih lanjut untuk meminta penjelasan?
Kita sampaikan pada anak tetap sesuai apa yang ada dalam Al Quran dan Sunnah. Hal ini juga menguntungkan bagi anak untuk memahami bahwa orang tuanya juga memiliki keterbatasan sebagai manusia. Bahwa ada Allah Yang Maha Mengetahui segalanya di atas kemampuan manusia.
Misalnya : "Nak, ada hal - hal di dunia ini yang hanya Allah saja yang Maha Tahu. Yang ibu pahami tentang syurga dan neraka seperti itu saja, yang sesuai dengan apa yang Allah jelaskan dalam kitab suci yang kita yakini. Tapi yakin dan percaya, Allah akan memandumu untuk memiliki pemahaman yang lebih baik pada saatnya."
(Wallahu a’lam bi showab. Semoga Allah melindungi keterbatasan hambaNya).
Copyright © 2017 - 2023 SD MUHAMMADIYAH AL MUJAHIDIN WONOSARI All rights reserved.
Developed by sekolahku.web.id